Analisis Harga Wajar Saham PT Telkom Indonesia Persero Tbk (TLKM) Tahun 2023: Pendekatan PER, PBV, DDM, dan DCF
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) terus menunjukkan performa yang stabil di tahun 2023. Dengan berbagai inisiatif strategis dan fokus pada transformasi digital, saham TLKM menjadi salah satu saham yang menarik untuk dianalisis, khususnya bagi para investor jangka panjang. Pada artikel ini, kita akan menganalisis harga wajar saham TLKM menggunakan empat pendekatan: Price to Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Dividend Discount Model (DDM), dan Discounted Cash Flow (DCF).
1. Pendekatan PER (Price to Earnings Ratio)
Pendekatan PER merupakan salah satu metode valuasi saham yang paling sederhana. Kita menghitung harga wajar saham dengan mengalikan laba per saham (EPS) dengan rasio PE yang sesuai dengan industri. Berdasarkan laporan keuangan TLKM tahun 2023, EPS tercatat sebesar Rp247,92.
Untuk menghitung harga wajar menggunakan PER, kita dapat membandingkannya dengan PE ratio rata-rata industri telekomunikasi di Indonesia yang berkisar antara 16 hingga 18 kali.
Hasilnya, estimasi harga wajar TLKM dengan metode PER adalah:
- Batas bawah (PER 16x): Rp 3.967 per saham.
- Batas atas (PER 18x): Rp 4.462 per saham.
Harga saham TLKM di pasar saat ini berada di kisaran Rp3.950, yang berarti saham ini sedikit undervalued menurut pendekatan PER.
2. Pendekatan PBV (Price to Book Value)
Pendekatan PBV membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku perusahaan. Pada tahun 2023, nilai buku per saham (Book Value per Share) TLKM adalah sebagai berikut:
- Ekuitas Pemilik: Rp135.744 miliar
- Jumlah Saham Beredar: 99,062 miliar saham
Rata-rata PBV industri telekomunikasi di Indonesia adalah sekitar 2 hingga 3 kali. Maka harga wajar berdasarkan PBV adalah:
Hasilnya, estimasi harga wajar saham TLKM dengan metode PBV adalah:
- Batas bawah (PBV 2x): Rp 2.740 per saham.
- Batas atas (PBV 3x): Rp 4.110 per saham.
Dengan harga pasar saat ini Rp3.950, TLKM berada dalam kisaran harga yang wajar jika dilihat dari PBV.
3. Pendekatan DDM (Dividend Discount Model)
Pendekatan DDM menghitung nilai intrinsik saham berdasarkan dividen yang dibayarkan perusahaan. Telkom memiliki kebijakan membagikan dividen sekitar 60-70% dari laba bersih. Berdasarkan laba bersih 2023 sebesar Rp24.560 miliar, dividen yang diperkirakan adalah:
Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan dividen 5% per tahun dan tingkat diskonto 10%, kita dapat menghitung harga wajar dengan model dividen:
Dari hasil DDM, nilai intrinsik TLKM adalah sekitar Rp3.224 per saham, menunjukkan bahwa saham ini sedikit overvalued dibandingkan hasil estimasi DDM.
4. Pendekatan DCF (Discounted Cash Flow)
DCF merupakan pendekatan yang lebih komprehensif dengan memproyeksikan arus kas bebas (free cash flow) di masa depan dan mendiskontokannya ke nilai saat ini. Berdasarkan laporan keuangan, TLKM memiliki EBITDA sebesar Rp77.579 miliar. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan DCF adalah:
- Pertumbuhan arus kas bebas: 5% per tahun.
- Tingkat diskonto (WACC): 10%.
- Rasio pajak efektif: 20%.
- Capital expenditure: 22% dari pendapatan.
Untuk menghitung nilai intrinsik saham TLKM dengan DCF, proyeksi arus kas bebas selama 5 tahun ke depan dan terminal value akan didiskontokan ke nilai saat ini.
Tanpa menyajikan semua detail perhitungan (karena kompleks), hasil estimasi nilai intrinsik TLKM berdasarkan DCF adalah Rp4.200 - Rp4.500 per saham, yang menunjukkan bahwa TLKM saat ini diperdagangkan mendekati harga wajar.
Prospek Kedepannya
Melihat performa keuangan yang stabil dan fokus Telkom pada transformasi digital melalui inisiatif 5 Bold Moves, prospek pertumbuhan perusahaan sangat positif. Beberapa faktor yang mendukung pertumbuhan TLKM di masa depan:
- Pertumbuhan layanan digital: Pertumbuhan pesat di sektor broadband, data center, dan cloud computing akan terus menjadi motor utama.
- Dominasi di pasar telekomunikasi: Dengan lebih dari 159 juta pelanggan seluler dan 10,1 juta pelanggan fixed broadband, Telkom memiliki basis pelanggan yang kuat.
- Ekspansi infrastruktur: Investasi besar dalam infrastruktur jaringan, termasuk 176.663 km fiber optic dan 43.047 menara telekomunikasi, akan meningkatkan daya saing perusahaan di sektor telekomunikasi.
Kesimpulan
Berdasarkan berbagai pendekatan valuasi, saham TLKM saat ini dihargai cukup wajar di kisaran Rp3.950. Dari sisi PER, PBV, dan DCF, saham ini berada pada harga wajar atau sedikit undervalued, sementara pendekatan DDM menunjukkan sedikit overvalued. Dengan prospek bisnis yang cerah dan fokus Telkom pada transformasi digital, TLKM menawarkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan bagi investor jangka panjang.
Posting Komentar untuk "Analisis Harga Wajar Saham PT Telkom Indonesia Persero Tbk (TLKM) Tahun 2023: Pendekatan PER, PBV, DDM, dan DCF"