Analisis Kinerja Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Triwulan III 2024
1. Pendapatan dan Laba Bersih
Pada triwulan ini, PT Adhi Karya membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 9,16 triliun, turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 11,44 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor eksternal, termasuk ketidakpastian ekonomi global dan kondisi pasar konstruksi di Indonesia yang melambat.
Dari segi laba, laba bruto tercatat sebesar Rp 863,59 miliar, turun dari Rp 1,12 triliun di Triwulan IV tahun 2023. Penurunan ini diakibatkan oleh naiknya beban pokok penjualan dan pendapatan yang tercatat sebesar Rp 8,3 triliun, dibandingkan Rp 10,33 triliun pada tahun sebelumnya.
Laba bersih PT Adhi Karya pada Triwulan IV 2024 mencapai Rp 92,51 miliar, meningkat dibandingkan dengan laba bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 79,43 miliar. Meskipun pendapatan menurun, efisiensi biaya dan strategi pengelolaan operasional yang lebih baik mampu memperbaiki margin laba bersih.
2. Rasio Keuangan
Beberapa rasio keuangan yang dapat dianalisis dari laporan ini adalah:
- Gross Profit Margin: Gross profit margin pada Triwulan IV 2024 adalah sekitar 9,43%, yang menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 9,78%. Hal ini menunjukkan adanya tekanan pada kemampuan perusahaan untuk menjaga efisiensi biaya produksinya.
- Net Profit Margin: Laba bersih terhadap penjualan sekitar 1,01%, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang sebesar 0,69%.
- Debt to Equity Ratio (DER): Utang PT Adhi Karya cukup tinggi, dengan liabilitas jangka pendek sebesar Rp 20,02 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 5,29 triliun, mencerminkan tingginya tingkat leverage perusahaan. Hal ini penting untuk diperhatikan dalam jangka panjang, karena tingginya utang dapat meningkatkan risiko keuangan perusahaan.
3. Arus Kas
Pada Triwulan IV 2024, PT Adhi Karya mencatatkan arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp 888,16 miliar, yang mengalami perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang menunjukkan angka negatif. Perbaikan arus kas operasional ini menjadi indikator positif bagi kestabilan likuiditas perusahaan, meskipun kas dan setara kas akhir periode turun menjadi Rp 1,91 triliun dari Rp 4,5 triliun pada awal periode.
4. Struktur Aset dan Ekuitas
Total aset PT Adhi Karya per 30 September 2024 mencapai Rp 34,61 triliun, menurun dari Rp 40,49 triliun pada akhir Desember 2023. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan aset lancar, yang turun dari Rp 28,58 triliun menjadi Rp 22,31 triliun, termasuk penurunan signifikan pada kas dan setara kas.
Ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp 9,31 triliun, sedikit meningkat dari Rp 9,22 triliun pada tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh kenaikan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya, yang mencapai Rp 2,08 triliun dari sebelumnya Rp 2,05 triliun.
5. Tantangan dan Prospek
Tantangan utama yang dihadapi Adhi Karya ke depan adalah menjaga likuiditas di tengah tingginya utang dan penurunan pendapatan. Meski begitu, peluang tetap ada terutama dari proyek-proyek besar infrastruktur yang didukung oleh pemerintah.
Prospek 2024 untuk sektor konstruksi Indonesia diprediksi akan mulai stabil dengan adanya investasi pemerintah dalam proyek infrastruktur, namun PT Adhi Karya perlu memastikan pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan strategi diversifikasi proyek untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan.
Posting Komentar untuk "Analisis Kinerja Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Triwulan III 2024"