Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Analisis Laporan Keuangan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) Q1 2021 - Q2 2024 (Cek Kesehatan dan Harga Wajar Saham)

Analisis Laporan Keuangan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) Q1 2021 - Q2 2024 (Cek Kesehatan dan Harga Wajar Saham)

 


I. Pendahuluan

Astra Otoparts (AUTO) merupakan salah satu anak perusahaan Grup Astra yang bergerak di bidang produksi dan distribusi komponen otomotif, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. AUTO dikenal sebagai pemasok komponen terbesar di Indonesia dan memiliki portofolio bisnis yang luas, mencakup produksi suku cadang, baik untuk pasar OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun aftermarket. AUTO telah membagikan dividen secara konsisten sejak tahun 2002, menandakan komitmen manajemen dalam memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.

Untuk menentukan apakah valuasi saham AUTO sehat, kita akan menganalisis data keuangan AUTO dengan beberapa pendekatan valuasi: Dividend Discount Model (DDM), Discounted Cash Flow (DCF), serta membandingkan rasio PER dan PBV AUTO dengan rata-rata industri otomotif sejenis.

II. Analisis Valuasi dengan Pendekatan yang Berbeda

1. Pendekatan Dividend Discount Model (DDM)

AUTO secara konsisten membayar dividen sejak 2002, yang membuat pendekatan DDM relevan untuk digunakan. DDM menghitung harga wajar saham berdasarkan arus kas dividen yang diharapkan di masa depan.

Data Dividen:
  • Dividen 2021: Rp51
  • Dividen 2022: Rp110
  • Dividen 2023: Rp172

Dengan asumsi AUTO akan mempertahankan pola distribusi dividen dengan tingkat pertumbuhan sekitar 5% per tahun dan tingkat diskonto sebesar 10% (sebagai proksi tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor), kita dapat menghitung harga wajar saham menggunakan model DDM.

Rumus DDM:
HargaWajarSaham=DividenTingkatDiskontoTingkatPertumbuhanDividenHarga Wajar Saham = \frac{Dividen}{Tingkat Diskonto - Tingkat Pertumbuhan Dividen}

Dengan menggunakan dividen terakhir (Rp172 per saham):

HargaWajarSaham=1720,100,05=Rp3.440persahamHarga Wajar Saham = \frac{172}{0,10 - 0,05} = Rp3.440 per saham

Ini menunjukkan bahwa, menurut model DDM, harga wajar saham AUTO adalah sekitar Rp3.440. Harga ini lebih tinggi daripada harga pasar saat ini, yang berkisar Rp2.510, yang menandakan bahwa AUTO mungkin undervalued.

2. Pendekatan Discounted Cash Flow (DCF)

Pendekatan DCF digunakan untuk menghitung nilai wajar saham berdasarkan proyeksi arus kas masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang. DCF mengasumsikan bahwa nilai perusahaan adalah jumlah dari semua arus kas masa depan yang diharapkan, yang didiskontokan ke masa sekarang.

Data yang Digunakan:
  • Operating Cash Flow (OCF) 2023: Rp811,29 miliar
  • Capital Expenditure (Capex): Rp286,24 miliar
  • Asumsi pertumbuhan OCF: 5% per tahun
  • Tingkat diskonto: 10%
Proyeksi OCF:
  • 2024: Rp851,86 miliar
  • 2025: Rp894,45 miliar
  • 2026: Rp939,17 miliar

Dengan mendiskontokan arus kas tersebut, kita dapat menghitung nilai sekarang bersih (Net Present Value, NPV). Setelah memperhitungkan capex dan net cashflow, kita memperkirakan harga wajar saham AUTO dengan pendekatan DCF berada di kisaran Rp3.600 hingga Rp3.800 per saham.

Harga wajar ini juga lebih tinggi daripada harga pasar saat ini, yang menunjukkan bahwa saham AUTO memiliki potensi untuk tumbuh di masa depan.

3. Analisis Price to Earnings Ratio (PER)

PER adalah rasio yang sering digunakan untuk membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham. Saat ini, PER AUTO berada di level 6,01, yang relatif rendah dibandingkan rata-rata industri otomotif, yang berada di kisaran 10-15.

Rumus Harga Wajar berdasarkan PER:
HargaWajar=EPS×PERIndustriHarga Wajar = EPS \times PER Industri

Dengan estimasi EPS 2024 sebesar Rp421 dan asumsi rata-rata PER industri sebesar 10:

HargaWajar=421×10=Rp4.210persahamHarga Wajar = 421 \times 10 = Rp4.210 per saham

Ini berarti, berdasarkan PER industri sejenis, harga wajar AUTO bisa berada di kisaran Rp4.210, yang jauh lebih tinggi daripada harga pasar saat ini. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan harga saham AUTO ke depannya.

4. Analisis Price to Book Value (PBV)

PBV membandingkan nilai pasar saham dengan nilai buku per saham (book value). Saat ini, PBV AUTO adalah 0,89, yang menunjukkan bahwa harga saham AUTO lebih rendah dari nilai buku per sahamnya (nilai buku per saham adalah Rp2.845).

Industri otomotif biasanya memiliki PBV di kisaran 1,5 hingga 2. Jika kita menggunakan PBV rata-rata industri sebesar 1,5, maka harga wajar AUTO dapat dihitung sebagai berikut:

Rumus Harga Wajar berdasarkan PBV:
HargaWajar=PBV×NilaiBukuperSahamHarga Wajar = PBV \times Nilai Buku per Saham
HargaWajar=1,5×2845=Rp4.267persahamHarga Wajar = 1,5 \times 2845 = Rp4.267 per saham

Dengan demikian, harga wajar saham AUTO berdasarkan PBV industri sejenis bisa mencapai Rp4.267 per saham, yang juga menunjukkan bahwa saham AUTO saat ini dihargai di bawah nilai wajar.

III. Rasio Keuangan AUTO

Selain pendekatan valuasi di atas, penting juga untuk melihat beberapa rasio keuangan untuk menilai kesehatan perusahaan secara keseluruhan:

  • ROE (Return on Equity): 14,78% (cukup baik untuk industri otomotif)
  • NPM (Net Profit Margin): 11,03% (menunjukkan profitabilitas yang solid)
  • Current Ratio: 183,64% (menandakan likuiditas yang sangat baik)
  • DER (Debt to Equity Ratio): 40,73% (tingkat utang yang rendah dibandingkan ekuitas, menunjukkan struktur modal yang sehat)

Secara keseluruhan, rasio keuangan AUTO mendukung pandangan bahwa perusahaan ini memiliki kondisi keuangan yang sehat dan mampu menghadapi tantangan industri otomotif yang kompetitif.

IV. Kesimpulan

Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa valuasi saham Astra Otoparts (AUTO) saat ini sangat undervalued. Berdasarkan beberapa pendekatan valuasi:

  • DDM memperkirakan harga wajar sekitar Rp3.440 per saham.
  • DCF memperkirakan harga wajar sekitar Rp3.600 - Rp3.800 per saham.
  • PER industri memberikan harga wajar sekitar Rp4.210 per saham.
  • PBV industri menunjukkan harga wajar sekitar Rp4.267 per saham.

Semua pendekatan menunjukkan bahwa harga pasar saat ini (Rp2.510 per saham) jauh di bawah estimasi harga wajar. Ini memberikan potensi keuntungan bagi investor yang ingin berinvestasi di saham AUTO, terutama jika prospek pertumbuhan industri otomotif dan komponen terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang.

Namun, keputusan investasi harus mempertimbangkan faktor risiko, seperti ketidakpastian ekonomi makro, persaingan di sektor otomotif, serta potensi inovasi teknologi yang dapat memengaruhi permintaan produk AUTO.

Disclaimer: tulisan ini bertujuan hanya untuk edukasi penentuan harga wajar saham berdasarkan metode value investing, bukan untuk ajakan jual ataupun beli. Segala bentuk kerugian ataupun keuntungan akan ditanggung oleh investor sendiri. Jika kalian tertarik dengan tulisan diatas jangan lupa subscribe dan share. terimakasih, happy investing

Posting Komentar untuk "Analisis Laporan Keuangan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) Q1 2021 - Q2 2024 (Cek Kesehatan dan Harga Wajar Saham)"