Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Astra International (ASII) Secara Valuasi Masih Undervalued

Astra International (ASII) Secara Valuasi Masih Undervalued

15/10/2024

Berdasarkan data laporan keuangan tahunan mengenai perusahaan ASII (Astra International), kita dapat melakukan analisis untuk melihat apakah valuasi sahamnya sehat. Beberapa rasio dan indikator penting yang perlu diperhatikan dalam menilai kesehatan valuasi saham adalah PER, PBV, Dividen Yield, ROE, dan beberapa rasio keuangan lainnya.

1. Price to Earnings Ratio (PER)

  • PER = 6,48

PER yang rendah, dalam hal ini 6,48, menandakan bahwa saham ASII relatif murah dibandingkan dengan laba bersihnya. PER yang rendah dapat menunjukkan bahwa saham tersebut undervalued, atau ada ekspektasi pertumbuhan laba yang lebih lambat di masa mendatang. Jika dibandingkan dengan rata-rata PER industri otomotif di Indonesia, PER ASII tergolong rendah, sehingga secara valuasi laba, saham ini masih cukup menarik.

2. Price to Book Value (PBV)

  • PBV = 1,03

PBV 1,03 menunjukkan bahwa saham ASII diperdagangkan hampir sama dengan nilai bukunya. Ini menunjukkan bahwa pasar menilai saham tersebut sesuai dengan nilai bersih aset yang dimiliki oleh perusahaan. Secara umum, PBV di bawah 1 menandakan undervaluation, sementara PBV di atas 1,5-2 mengindikasikan bahwa pasar menilai perusahaan lebih tinggi dari nilai asetnya. Dengan PBV 1,03, ini menunjukkan bahwa saham ASII masih berada di level wajar dari sisi valuasi asetnya.

3. Dividen

  • Dividen 2021 = Rp 239
  • Dividen 2022 = Rp 640
  • Dividen 2023 = Rp 519

ASII telah rutin membagikan dividen selama setidaknya 16 tahun terakhir, menunjukkan stabilitas dalam kebijakan distribusi dividen. Ini menjadi salah satu indikator penting dalam menilai saham, karena investor menghargai perusahaan yang secara konsisten memberikan pengembalian berupa dividen. Dividen yield ASII cukup menarik, terutama dengan pembagian dividen yang stabil dan cenderung meningkat.

4. Return on Equity (ROE)

  • ROE = 15,92%

ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang baik dari ekuitas pemegang saham. Angka 15,92% ini mengindikasikan kinerja keuangan yang sehat, di mana ASII mampu memanfaatkan modalnya dengan baik untuk menghasilkan laba. Umumnya, ROE di atas 15% dianggap sangat baik, terutama di industri padat modal seperti otomotif dan infrastruktur.

5. Rasio Utang (Debt to Equity Ratio - DER)

  • DER = 106,28%

DER di atas 100% menunjukkan bahwa perusahaan memiliki jumlah utang yang lebih besar dibandingkan ekuitasnya. Ini patut diperhatikan karena tingkat utang yang tinggi dapat menjadi risiko jika terjadi penurunan pendapatan atau kenaikan suku bunga. Namun, dengan DER sekitar 106%, masih tergolong moderat dan belum menjadi alarm besar selama perusahaan mampu mengelola arus kas dan pembayaran utangnya.

6. Arus Kas dan Profitabilitas

  • Operating Cash Flow (OCF) = Rp 30,74 triliun
  • Net Cash Flow = Rp 11,38 triliun
  • Operating Profit = Rp 20,85 triliun
  • Net Profit = Rp 15,86 triliun

Arus kas operasi yang kuat menunjukkan bahwa ASII mampu menghasilkan uang tunai yang cukup dari kegiatan operasionalnya. Ini penting karena arus kas yang positif memungkinkan perusahaan untuk membayar utang, membiayai capex (Capital Expenditure), dan membagikan dividen. Dengan laba operasi dan laba bersih yang signifikan, ASII menunjukkan profitabilitas yang sehat.

7. Rasio Likuiditas

  • Current Ratio = 128,15%
  • Quick Ratio = 102,32%

Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio di atas 100% menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Quick ratio yang di atas 100% juga menunjukkan likuiditas yang baik, bahkan setelah mengeluarkan persediaan dari perhitungan aset lancar.

8. Margin Profitabilitas

  • Gross Profit Margin (GPM) = 22,25%
  • Operating Profit Margin (OPM) = 13,03%
  • Net Profit Margin (NPM) = 9,91%

Margin keuntungan yang konsisten, terutama NPM sebesar 9,91%, menunjukkan bahwa ASII mampu menjaga efisiensi operasionalnya meskipun dalam industri yang kompetitif. Ini menunjukkan perusahaan memiliki kontrol yang baik terhadap biaya dan dapat menghasilkan laba bersih yang stabil dari penjualannya.

Kesimpulan

Berdasarkan data di atas, valuasi saham ASII tampak sehat dengan beberapa indikator utama yang mendukung:

  • PER yang rendah (6,48) menunjukkan bahwa saham ini relatif murah dibandingkan dengan laba bersihnya.
  • PBV sekitar 1,03 menunjukkan bahwa saham diperdagangkan hampir setara dengan nilai bukunya, yang masih dalam batas wajar.
  • ROE yang tinggi (15,92%) menunjukkan bahwa ASII efektif dalam menghasilkan laba dari ekuitasnya.
  • Rasio likuiditas dan margin profitabilitas yang cukup baik menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola arus kas dan mengendalikan biaya operasional.

Meskipun DER di atas 100% menunjukkan tingkat utang yang perlu dikelola dengan baik, arus kas yang kuat serta profitabilitas yang konsisten menjadikan ASII berada dalam kondisi finansial yang sehat. Jika saham ini diperdagangkan di bawah harga wajar (seperti yang terlihat dari PER dan PBV), maka bisa dikatakan bahwa saham ASII tergolong undervalued dan berpotensi menarik bagi investor jangka panjang.

Posting Komentar untuk "Astra International (ASII) Secara Valuasi Masih Undervalued"