Harga Wajar Astra International (ASII) 2024
Dalam melakukan valuasi saham sebuah perusahaan, terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan apakah harga saham saat ini tergolong undervalued, overvalued, atau sesuai dengan nilai intrinsiknya. Pada artikel ini, kita akan membahas estimasi harga wajar saham dari perusahaan ASII berdasarkan data fundamental tahun 2021-2024 serta menggunakan beberapa metode valuasi yang umum digunakan, seperti Price to Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Dividend Discount Model (DDM), dan Discounted Cash Flow (DCF).
1. Price to Earnings Ratio (PER)
Price to Earnings Ratio (PER) adalah salah satu metode valuasi yang paling umum digunakan. Rasio ini membandingkan harga pasar per saham dengan laba bersih per saham (EPS). Semakin rendah PER, semakin murah suatu saham dibandingkan dengan laba bersihnya. Berdasarkan data RTI :
- EPS 2021 = Rp 499
- EPS 2022 = Rp 715
- EPS 2023 = Rp 836
- EPS 2024 (estimasi) = Rp 784
- PER saat ini = 6,48
Untuk menghitung estimasi harga wajar berdasarkan PER, kita bisa menggunakan rata-rata EPS dan PER dari data historis yang diberikan. Jika kita mengambil nilai EPS estimasi tahun 2024, yaitu Rp 784, dan mengalikan dengan PER rata rata 10 tahun terakhir (14,07), maka estimasi harga wajar saham adalah:
Dengan demikian, berdasarkan pendekatan PER, harga wajar saham perusahaan ASII berada di kisaran Rp 11.030 per saham.
2. Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) adalah rasio yang membandingkan nilai pasar perusahaan dengan nilai bukunya (book value). PBV yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan mungkin undervalued. Data menunjukkan bahwa PBV saat ini adalah 1,03 dan Book Value per Share (BVPS) adalah Rp 4.924,43, sedangkan rata-ratapbv 10 tahun terakhir ASII adalah 2,04. Dengan demikian, estimasi harga wajar berdasarkan PBV adalah:
Berdasarkan pendekatan PBV, harga wajar saham berada di kisaran Rp 10.044,84 per saham, yang hampir sama dengan hasil dari pendekatan PER.
3. Dividend Discount Model (DDM)
Dividend Discount Model (DDM) adalah metode valuasi yang menghitung harga saham berdasarkan proyeksi dividen yang dibagikan perusahaan. Berdasarkan data yang diberikan, perusahaan ASII secara konsisten membagikan dividen selama minimal 16 tahun terakhir, yang menunjukkan stabilitas dalam kebijakan dividen perusahaan. Data dividen menunjukkan:
- Dividen 2021 = Rp 239
- Dividen 2022 = Rp 640
- Dividen 2023 = Rp 519
Rata-rata pertumbuhan dividen ini penting untuk menghitung harga wajar menggunakan DDM. Misalnya, jika kita mengasumsikan tingkat pertumbuhan dividen sebesar 5% per tahun dan tingkat diskonto sebesar 10%, maka harga wajar saham dapat dihitung sebagai berikut:
Jadi, berdasarkan pendekatan DDM dengan asumsi pertumbuhan dividen sebesar 5% dan tingkat diskonto 10%, harga wajar saham berada di kisaran Rp 10.380 per saham.
4. Discounted Cash Flow (DCF)
Discounted Cash Flow (DCF) adalah salah satu metode valuasi yang lebih kompleks, menggunakan proyeksi arus kas masa depan yang didiskontokan ke nilai saat ini. Dalam data ASII, terdapat informasi mengenai arus kas operasional, capital expenditure, dan net profit. Untuk menyederhanakan, kita bisa menggunakan rumus:
- Operating Cash Flow = Rp 30,74 triliun
- Capital Expenditure (CapEx) = Rp 8,31 triliun
- Free Cash Flow (FCF) = Rp 30,74 triliun - Rp 8,31 triliun = Rp 22,43 triliun
Jika kita mengasumsikan pertumbuhan FCF sebesar 4% per tahun dan menggunakan tingkat diskonto (WACC) sebesar 9%, maka nilai perusahaan (enterprise value) bisa dihitung dengan rumus:
Jika kita bagi nilai perusahaan ini dengan jumlah saham yang beredar (40,48 miliar saham), maka harga wajar per saham berdasarkan pendekatan DCF adalah:
Berdasarkan pendekatan DCF, harga wajar saham berada di kisaran Rp 11.084,37 per saham.
Kesimpulan
Dari beberapa metode valuasi yang telah dijelaskan, kita bisa mendapatkan berbagai estimasi harga wajar saham perusahaan X:
- PER: Rp 11.030
- PBV: Rp 10.044,84
- DDM: Rp 10.380
- DCF: Rp 11.084,37
Jika kita mengambil rata-rata dari hasil keempat metode tersebut, kita mendapatkan harga wajar saham sekitar:
Dengan demikian, estimasi harga wajar saham perusahaan ASII adalah sekitar Rp 10.635,02 per saham.
Apabila harga pasar saat ini di bawah nilai tersebut, maka saham ini dapat dianggap undervalued dan berpotensi menarik bagi investor. Sebaliknya, jika harga saham berada di atas nilai ini, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait potensi pertumbuhan perusahaan dan kondisi pasar.
Disclaimer: tulisan ini bertujuan hanya untuk edukasi penentuan harga wajar saham berdasarkan metode value investing, bukan untuk ajakan jual ataupun beli. Segala bentuk kerugian ataupun keuntungan akan ditanggung oleh investor sendiri. Jika kalian tertarik dengan tulisan diatas jangan lupa subscribe dan share. terimakasih, happy investing
Posting Komentar untuk "Harga Wajar Astra International (ASII) 2024"