Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Adira Dinamika Multifinance Menarik Untuk Dikoleksi? Analisis Laporan Keuangan Tahunan

Mengapa Adira Dinamika Multifinance Menarik Untuk Dikoleksi? Analisis Laporan Keuangan Tahunan

Berdasarkan data yang Laporan Keuangan Tahunan, mari kita analisis valuasi saham Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) dengan berbagai pendekatan dan rasio keuangan utama.

1. Pendekatan Price to Earnings Ratio (PER)

PER adalah rasio yang membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham (EPS). Berdasarkan data:

  • EPS 2023: Rp1.944
  • Harga saham: Dengan market cap sebesar Rp11,07 triliun dan jumlah saham beredar 1 miliar, harga saham adalah sekitar Rp11.070 per lembar.

Formula PER:

PER=HargaSahamEPSPER = \frac{Harga Saham}{EPS}

PER ADMF adalah 7,24, yang berarti investor membayar 7,24 kali dari laba bersih yang dihasilkan per saham. Dibandingkan dengan rata-rata PER industri keuangan atau pembiayaan yang bisa mencapai sekitar 10-15, PER ADMF tergolong rendah, yang menunjukkan bahwa saham ini mungkin undervalued atau dihargai lebih rendah dibandingkan perusahaan sejenis.

2. Pendekatan Price to Book Value (PBV)

PBV mengukur nilai pasar saham terhadap nilai buku per saham. Dengan book value per share sebesar Rp10.898 dan PBV saat ini sebesar 1,02, harga pasar ADMF hampir sama dengan nilai bukunya.

Formula PBV:

PBV=HargaSahamNilaiBukuperSahamPBV = \frac{Harga Saham}{Nilai Buku per Saham}

PBV ADMF berada di angka 1,02, yang berarti saham tersebut dihargai sesuai dengan nilai aset bersih perusahaan. PBV ini cukup wajar, karena umumnya saham dengan PBV di sekitar 1 menandakan bahwa saham tersebut tidak terlalu mahal atau murah, namun sesuai dengan nilai bukunya.

3. Analisis Rasio Keuangan Lainnya

Selain menggunakan rasio valuasi dasar seperti PER dan PBV, penting untuk melihat kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan:

  • Return on Equity (ROE) sebesar 14,04% menunjukkan bahwa ADMF memberikan pengembalian yang cukup baik kepada pemegang saham dari ekuitas yang dimiliki.
  • Net Profit Margin (NPM) sebesar 18,48% menandakan bahwa dari setiap Rp100 pendapatan, ADMF menghasilkan laba bersih sebesar Rp18,48, yang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
  • Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 223,72% menunjukkan leverage yang sangat tinggi, di mana perusahaan memiliki utang yang besar dibandingkan ekuitasnya. Ini wajar untuk perusahaan pembiayaan seperti ADMF, tetapi investor perlu mencermati rasio utang ini, karena leverage yang terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko likuiditas dan solvabilitas.
  • Operating Cashflow (OCF) negatif Rp1,41 triliun menandakan bahwa perusahaan menghadapi tantangan dalam menghasilkan arus kas dari operasional. Ini bisa menjadi sinyal peringatan bagi investor, meskipun net cashflow positif sebesar Rp2,03 triliun menunjukkan bahwa arus kas secara keseluruhan masih stabil.

4. Pendekatan Dividend Discount Model (DDM)

ADMF telah rutin membagikan dividen selama 16 tahun terakhir, dan dividen yang dibagikan terus meningkat:

  • Dividen 2021: Rp607
  • Dividen 2022: Rp803
  • Dividen 2023: Rp972

Dengan asumsi pertumbuhan dividen yang stabil dan tingkat diskonto 10%, kita dapat menggunakan model Dividend Discount Model (DDM) untuk memperkirakan harga wajar saham ADMF.

Formula DDM:

HargaWajarSaham=DividenPerSahamTingkatDiskontoTingkatPertumbuhanDividenHarga Wajar Saham = \frac{Dividen Per Saham}{Tingkat Diskonto - Tingkat Pertumbuhan Dividen}

Jika pertumbuhan dividen diasumsikan sekitar 5%, maka harga wajar saham ADMF dengan menggunakan DDM adalah:

HargaWajarSaham=9720,100,05=Rp19.440Harga Wajar Saham = \frac{972}{0,10 - 0,05} = Rp19.440

Dengan harga pasar saat ini sekitar Rp11.070, DDM memperkirakan bahwa saham ADMF bisa undervalued dan memiliki potensi kenaikan jika perusahaan terus membagikan dividen secara konsisten.

5. Kesimpulan Valuasi Saham ADMF

Secara keseluruhan, valuasi saham ADMF tampak sehat berdasarkan beberapa rasio kunci. PER dan PBV yang rendah menunjukkan bahwa saham ini undervalued dibandingkan dengan industri pembiayaan. Namun, investor harus berhati-hati dengan rasio utang yang tinggi (DER 223,72%) dan operating cash flow yang negatif, karena ini bisa menjadi indikator risiko bagi keberlanjutan operasional perusahaan.

Dengan potensi dividen yang tinggi dan valuasi yang lebih rendah dari nilai wajar menurut DDM, saham ADMF dapat menarik bagi investor yang mencari dividen dan potensi pertumbuhan nilai saham dalam jangka panjang, asalkan risiko leverage dan arus kas negatif dapat dikelola dengan baik.

Posting Komentar untuk "Mengapa Adira Dinamika Multifinance Menarik Untuk Dikoleksi? Analisis Laporan Keuangan Tahunan"